” Selama kita belum sempura menjadi hamba Allah; hanya bergantung kepada-Nya, beribadah, dan bermuara pada-Nya, selama itulah kita tak akan selesai dengan diri sendiri. Karena, mengikuti standar yang diciptakan dunia tak akan menemukan kata bahagia”
Rasanya masalah dalam diri kita tak kunjung selesai. Selalu kurang ini, kurang itu, selalu butuh dipahami, dan ingin dimengerti. Sedang kita jauh dari kontribusi.
Sebenernya, apa sih yang membuat kita tak kunjung selesai dengan diri sendiri?
- Jiwa yang ngga bebas
- Ngga percaya sama lifehacks yang udah Allah kasih
- Disetir hawa nafsu
Untuk memudahkan, setidaknya ada 10 indikator yang harus kita laksanakan agar bisa selesai dengan diri sendiri:
- Aqidah yang bersih
- Ibadah yang benar
- Akhlak yang kokoh
- Kekuatan jasmani
- Intelek dalam berpikir
- Berjuang melawan hawa nafsu
- Pandai menjaga waktu
- Teratur dalam suatu urusan
- Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri
- Bermanfaat bagi orang lain
Sudah berapa yang di ceklis??
Yap, setelah itu barulah kita masuk pada bahasan selanjutnya, Siap Berkontribusi!
Berlontribusi adalah Alasan Mengapa Kita Hadir di Bumi. Karena itu sudah menjadi kewajiban kita untuk membuat bumi menjadi tempat untuk menebarkan manfaat seluas-luasnya, menolong yang sedang kesulitan, dan membantu yang membutuhkan. Lihat kedalam diri kita baik-baik, tumbuhkan potensi, asah seluruh kemampuan, jangan malu dan lelah dalam berproses. Kemudian pilih dan ambil peran terbaik kita, sebagi bentuk usaha untuk mendapatkan surga tertinggi.
Terakhir nih, mungkin ada satu pertanyaan besar yang masih mengganjal, “Apakah berkontribusi besar baru bisa dilakukan setelah selesai dengan diri sendiri?”
Jawabannya TIDAK. Kegiatan ini, bahkan harus dilakukan secara paralel dan terus menerus. Ini yang dinamakan Self Love ala Rasulullah
Sama seperti kita, bahkan Rasulullah SAW memerlukan waktu khusus untuk “me time”, memberikan kebahagiaan dan ketenangan untuk dirinya sendiri. Namun yang membedakan Self Love ala Rasulullah SAW, beliau niatkan untuk menciptakan manfaat yang lebih besar lagi untuk ummatnya.
Jadi, kedua hal ini harus selalu dilakukan secara bersamaan. Jika harus menunggu sempurna, tak akan ada manusia yang mampu berkontribusi. Akhir kata, Selamat Memperbaiki Diri, dan Berkontribusi!
Referensi: Selesai dengan Diri, Siap Berkontribusi (Farah Qoonita)